MEMAKNAI SEMANGAT SUMPAH PEMUDA
Muhammad Muntahibun Nafis
Generasi muda memang merupakan tulang punggung masyarakat
pada sebuah negeri. Merakalah nantinya yang akan menjadi penerus perjuangan
yang telah dilakukan generasi tua selama ini. Peran penting pemuda ini yang
pada akhirnya mengharuskan para pemuda untuk mampu dan mau mengemban berbagai
tugas dan tanggungjawab yang tidak ringan. Untuk mampu melaksanakan tugas
tersebut, pemuda diharapkan memiliki berbagai ketrampilan dan kompetensi pada
dirinya. Hal ini memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, yang begitu
saja bisa terwujud. Dalam kondisi jiwa pemuda yang masih labil dan terkadang
tidak memperdulikan pertimbangan-pertimbangan, pemuda harus mampu mengisi
dirinya dengan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan.
Pada masa kemerdekaan, pemuda telah meletakkan
dasar-dasar perjuangan untuk mampu mengeluarkan negeri ini dari berbagai
penjajahan yang telah mengoyak-ngoyak nilai kemanusian. Dengan semangatnya yang
besar, para pemuda berusaha menjadi pelopor masyarakat untuk bergerak menuju
kemerdekaan negeri ini. Pemuda telah menjadi pengikat semangat seluruh negeri
agar mempunyai “greget” untuk bergerak dan keluar dari ikatan kolonialisme penjajah.
Pemuda pada saat itu telah menyuarakan suara hati masyarakat negeri, agar semua
bisa menikmati hidup di negeri yang indah ini dengan “kemerdekaan” tanpa adanya
keterpaksaan. Para pemuda telah sadar bahwa manjadi “budak” di negeri sendiri
merupakan hal yang menyakitkan dan memilkan.
Keseriusan para pemuda pada saat penjajahan itu,
menjadi bukti akan adanya “kekritisian” yang luar biasa. Kekritisan pemuda
tersebut tidak hanya sekedar kebetulan bisa terwujud, namun telah dimulai
dengan berbagai keseriusan-keseriusan sebelumnya. Pemuda berusaha menjadikan
dirinya seseorang yang memiliki kemampuan, sense, dan keberanian untuk
“berteriak” ketika terjadi ketimpangan dan ketidak sesuaian yang melanda
masyarakat. Keberanian untuk meneriakkan suara-suara perjuangan inilah yang
menjadi salah satu modal utama bagi pemuda tatkala itu. Namun demikian,
keberanian para pemuda ketika itu tidak hanya sekedar berani, namun memang
didasari dengan nilai-nilai universal yang menjadi kekuatan besar pada jiwa
pemuda. Terdapat sebuah pernyataan yang menarik yaitu:”banyak orang gagal dalam
hidupnya bukan karena tidak punya modal/dana/biaya, namun kurangnya semangat
dalam dirinya”. Semangat inilah yang menjadi kunci keberhasilan perjuangan pada
masa dahulu, sehingga musuh sekuat apapun bisa ditaklukkan walau tanpa senjata
yang lengkap. Bambu runcing, “janur”, ketapel dan sebagainya menjadi sebuah simbol
sederhana akan semangat perjuangan yang luar biasa dari masyarakat Indonesia
kala itu.
Dalam Islam, eksistensi pemuda dalam membangun
masyarakat yang berkeadaban menjadi perhatian besar dan serius. Karena memang
pemuda memiliki andil besar dalam konstruksi masyarakat, melalui berbagai
aktifitas dan bidang yang beraneka ragam. Salah satu adagium yang sering
dikobarkan misalnya, “sesungguhnya di tangan para pemuda urusan umat, dan di
telapak kakinya kehidupan umat tersebut”. Ungkapan tersebut memberikan makna
bahwa pemuda memang memegang kendali permasalahan masyarakat, dan dapat
dikatakan bahwa baik buruknya masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh baik
buruknya pemudanya. Pemuda yang kokoh, bermoral, berwawasan luas, memiliki
skill an kompetensi akan mampu membawa pada kemajuan masyarakat. Sebaliknya
pemuda yang amoral, berwawasan sempit, ekslusif, statis malah akan menjadikan
masyarakat yang terbelakang dan tidak mampu berkompetisi di era globalisasi
seperti sekarang ini.
Sedikit menoleh ke belakang pada masa sejarah
perkembangan Islam pada masa rosulullah, betapa peran pemuda ketika itu sangat
menentukan bahkan menjadi kunci keberhasilan dakwah rosul. Ali ibn Abi Tholib
maju dan berperan menjadi ujung tombak perjuangan melawan kaum kafir quraisy.
Keberaniannya menggantikan posisi tidur rosul ketika itu menjadi bukti betapa
semangat, keberanian, kejujuran dan ketaatan pemuda kepada rosul baik selaku
pimpinan agama, maupun pimpinan pemerintahan telah menumbuhkan hasil peradaban
yang gemilang. Semangat seperti Ali ibn Abi Tholib inilah yang perlu dikobarkan
lagi pada sanubari pemuda saat ini, sehingga akan tercipta generasi yang
tangguh, yang akan membawa masyarakat pada kemajuan dan perkembangan sekaligus
pembangunan negara dan agama. Tugas seperti ini menjadi tanggungjawab semua
elemen masyarakat, sehingga beban akan terasa ringan dan akan lebih mampu
menciptakan generasi yang kreatif, dinamis, inklusif, dan religius.
Yang semestinya dilakukan pada saat sekarang ini
untuk menyiapkan generasi-generasi seperti Ali ibn Abi Tholib di antaranya: (1)
memberi ruang dan waktu kepada generasi muda untuk mengeksplore segala minat,
kemampuan, dan potensi masing-masing, (2) memberi kesempatan kepada kaum muda
untuk ikut berperan aktif dalam pembangunan masyarakat dari berbagai aspek yang
ada, (3) kaum tua atau para senior terus memberikan arahan dan bimbingan
sebagai kontrol terhadap ‘sepak terjang” kaum muda, (4) memberikan banyak stimulus
semisal reword (hadiah) kepada generasi yang berprestasi, (5) perlunya
kebijakan –kebijakan pemerintah yang mendukung secara penuh kiprah pemuda dalam
masyarakat, (6) sinergisasi antara pemuda dan lingkungan sekitarnya, dalam arti
adanya lingkungan yang kondusif untuk menunjang penciptaan pemuda yang
kompetetitif.
Menilik semangat pemuda kala perjuangan dulu, yang
klimaksnya terwujud dalam sumpah pemuda, sebenarnya hal itu berpondasikan
ajaran agama. Upaya penyatuan secara nasional (ukhuwwah wathaniyah)
terejawentahkan dalam berbagai bait-bait sumpah tersebut. Agama juga memberikan
ruang dalam ajarannya untuk mencintai dan mentaati pemerintah dan pemimpinnya
dengan berbagai upaya menciptakan pemerintahan dan pemimpin yang layak untuk
semuanya. Hal ini mengajarkan kepada semua pihak pada saat ini untuk mulai
memikirkan upaya regenerasi kepemimpinan sebagaimana yang telah dilakukan rasulullah
kepada Ali ibn Abu Thalib saat itu.
Tentu tulisan ini jauh dari kesempurnaan, namun
semoga bisa menjadi inspirasi untuk dapat dikembangkan lebih luas lagi. Semoga
bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar