Kamis, 24 Oktober 2013

MEMAKNAI SEMANGAT SUMPAH PEMUDA



MEMAKNAI SEMANGAT SUMPAH PEMUDA
Muhammad Muntahibun Nafis

Generasi muda memang merupakan tulang punggung masyarakat pada sebuah negeri. Merakalah nantinya yang akan menjadi penerus perjuangan yang telah dilakukan generasi tua selama ini. Peran penting pemuda ini yang pada akhirnya mengharuskan para pemuda untuk mampu dan mau mengemban berbagai tugas dan tanggungjawab yang tidak ringan. Untuk mampu melaksanakan tugas tersebut, pemuda diharapkan memiliki berbagai ketrampilan dan kompetensi pada dirinya. Hal ini memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, yang begitu saja bisa terwujud. Dalam kondisi jiwa pemuda yang masih labil dan terkadang tidak memperdulikan pertimbangan-pertimbangan, pemuda harus mampu mengisi dirinya dengan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan.
Pada masa kemerdekaan, pemuda telah meletakkan dasar-dasar perjuangan untuk mampu mengeluarkan negeri ini dari berbagai penjajahan yang telah mengoyak-ngoyak nilai kemanusian. Dengan semangatnya yang besar, para pemuda berusaha menjadi pelopor masyarakat untuk bergerak menuju kemerdekaan negeri ini. Pemuda telah menjadi pengikat semangat seluruh negeri agar mempunyai “greget” untuk bergerak dan keluar dari ikatan kolonialisme penjajah. Pemuda pada saat itu telah menyuarakan suara hati masyarakat negeri, agar semua bisa menikmati hidup di negeri yang indah ini dengan “kemerdekaan” tanpa adanya keterpaksaan. Para pemuda telah sadar bahwa manjadi “budak” di negeri sendiri merupakan hal yang menyakitkan dan memilkan.
Keseriusan para pemuda pada saat penjajahan itu, menjadi bukti akan adanya “kekritisian” yang luar biasa. Kekritisan pemuda tersebut tidak hanya sekedar kebetulan bisa terwujud, namun telah dimulai dengan berbagai keseriusan-keseriusan sebelumnya. Pemuda berusaha menjadikan dirinya seseorang yang memiliki kemampuan, sense, dan keberanian untuk “berteriak” ketika terjadi ketimpangan dan ketidak sesuaian yang melanda masyarakat. Keberanian untuk meneriakkan suara-suara perjuangan inilah yang menjadi salah satu modal utama bagi pemuda tatkala itu. Namun demikian, keberanian para pemuda ketika itu tidak hanya sekedar berani, namun memang didasari dengan nilai-nilai universal yang menjadi kekuatan besar pada jiwa pemuda. Terdapat sebuah pernyataan yang menarik yaitu:”banyak orang gagal dalam hidupnya bukan karena tidak punya modal/dana/biaya, namun kurangnya semangat dalam dirinya”. Semangat inilah yang menjadi kunci keberhasilan perjuangan pada masa dahulu, sehingga musuh sekuat apapun bisa ditaklukkan walau tanpa senjata yang lengkap. Bambu runcing, “janur”, ketapel dan sebagainya menjadi sebuah simbol sederhana akan semangat perjuangan yang luar biasa dari masyarakat Indonesia kala itu.
Dalam Islam, eksistensi pemuda dalam membangun masyarakat yang berkeadaban menjadi perhatian besar dan serius. Karena memang pemuda memiliki andil besar dalam konstruksi masyarakat, melalui berbagai aktifitas dan bidang yang beraneka ragam. Salah satu adagium yang sering dikobarkan misalnya, “sesungguhnya di tangan para pemuda urusan umat, dan di telapak kakinya kehidupan umat tersebut”. Ungkapan tersebut memberikan makna bahwa pemuda memang memegang kendali permasalahan masyarakat, dan dapat dikatakan bahwa baik buruknya masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh baik buruknya pemudanya. Pemuda yang kokoh, bermoral, berwawasan luas, memiliki skill an kompetensi akan mampu membawa pada kemajuan masyarakat. Sebaliknya pemuda yang amoral, berwawasan sempit, ekslusif, statis malah akan menjadikan masyarakat yang terbelakang dan tidak mampu berkompetisi di era globalisasi seperti sekarang ini.
Sedikit menoleh ke belakang pada masa sejarah perkembangan Islam pada masa rosulullah, betapa peran pemuda ketika itu sangat menentukan bahkan menjadi kunci keberhasilan dakwah rosul. Ali ibn Abi Tholib maju dan berperan menjadi ujung tombak perjuangan melawan kaum kafir quraisy. Keberaniannya menggantikan posisi tidur rosul ketika itu menjadi bukti betapa semangat, keberanian, kejujuran dan ketaatan pemuda kepada rosul baik selaku pimpinan agama, maupun pimpinan pemerintahan telah menumbuhkan hasil peradaban yang gemilang. Semangat seperti Ali ibn Abi Tholib inilah yang perlu dikobarkan lagi pada sanubari pemuda saat ini, sehingga akan tercipta generasi yang tangguh, yang akan membawa masyarakat pada kemajuan dan perkembangan sekaligus pembangunan negara dan agama. Tugas seperti ini menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, sehingga beban akan terasa ringan dan akan lebih mampu menciptakan generasi yang kreatif, dinamis, inklusif, dan religius.
Yang semestinya dilakukan pada saat sekarang ini untuk menyiapkan generasi-generasi seperti Ali ibn Abi Tholib di antaranya: (1) memberi ruang dan waktu kepada generasi muda untuk mengeksplore segala minat, kemampuan, dan potensi masing-masing, (2) memberi kesempatan kepada kaum muda untuk ikut berperan aktif dalam pembangunan masyarakat dari berbagai aspek yang ada, (3) kaum tua atau para senior terus memberikan arahan dan bimbingan sebagai kontrol terhadap ‘sepak terjang” kaum muda, (4) memberikan banyak stimulus semisal reword (hadiah) kepada generasi yang berprestasi, (5) perlunya kebijakan –kebijakan pemerintah yang mendukung secara penuh kiprah pemuda dalam masyarakat, (6) sinergisasi antara pemuda dan lingkungan sekitarnya, dalam arti adanya lingkungan yang kondusif untuk menunjang penciptaan pemuda yang kompetetitif.
Menilik semangat pemuda kala perjuangan dulu, yang klimaksnya terwujud dalam sumpah pemuda, sebenarnya hal itu berpondasikan ajaran agama. Upaya penyatuan secara nasional (ukhuwwah wathaniyah) terejawentahkan dalam berbagai bait-bait sumpah tersebut. Agama juga memberikan ruang dalam ajarannya untuk mencintai dan mentaati pemerintah dan pemimpinnya dengan berbagai upaya menciptakan pemerintahan dan pemimpin yang layak untuk semuanya. Hal ini mengajarkan kepada semua pihak pada saat ini untuk mulai memikirkan upaya regenerasi kepemimpinan sebagaimana yang telah dilakukan rasulullah kepada Ali ibn Abu Thalib saat itu.
Tentu tulisan ini jauh dari kesempurnaan, namun semoga bisa menjadi inspirasi untuk dapat dikembangkan lebih luas lagi. Semoga bermanfaat.         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar